Artikel Popular, by: Siska Amelia
Nama : Siska Amelia Tafsilatul Mufsida
Kelas : 1/D
Prodi : Administrasi Bisnis
Nim : 202269090063
Tugas : Artikel Popular
Penyebab Pembulu Darah Pecah di Otak
Pembuluh darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi tubuh manusia. Fungsinya adalah untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengangkut darah dari seluruh tubuh menuju jantung. Jika terdapat gangguan pada pembuluh darah, sangat mungkin akan timbul masalah kesehatan. Pembuluh darah berfungsi untuk memastikan asupan oksigen dan nutrisi ke seluruh organ dan jaringan tubuh telah terpenuhi. Karena perannya yang begitu penting, sangat berbahaya bila pembuluh darah tidak berfungsi atau bahkan pecah.
Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi di berbagai bagian tubuh dan salah satunya adalah otak. Jika pembuluh darah pecah terjadi di otak, kondisi ini dapat memicu perdarahan otak (brain hemorrhage). Perdarahan ini bisa berakibat fatal karena mengakibatkan pembengkakan otak dan matinya sel-sel otak. Pembuluh darah pecah biasanya merupakan indikasi bahwa pembuluh darah kamu lemah atau ada tekanan yang tinggi di baliknya, yang akhirnya menyebabkan saluran tersebut tidak mampu bertahan lagi. Pembuluh darah pecah menyebabkan perdarahan yang biasanya ditandai dengan titik-titik kecil berwarna merah, cokelat atau ungu di bawah permukaan kulit. Bila berupa bercak, itu dikenal dengan sebutan purpura.
Berikut beberapa hal yang bisa menjadi penyebab pembuluh darah pecah:
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami selama bertahun-tahun dapat menyebabkan dinding pembuluh darah di otak menjadi rapuh. Jika tidak segera diobati, hipertensi bisa menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan otak.
2. Gaya hidup tidak sehat
Kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang, seperti heroin dan kokain, dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak. Bahkan, senyawa berbahaya yang terkandung di dalam rokok, minuman beralkohol, dan narkoba juga dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak.
3. Cedera kepala
Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya perdarahan otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun. Cedera di kepala dapat terjadi akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas.
4. Aneurisma
Aneurisma adalah kondisi ketika terjadi pembesaran pembuluh darah akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan banyak darah masuk ke otak, sehingga menimbulkan stroke. Penyebab aneurisma belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik dan kelainan pembentukan pembuluh darah otak.
5. Angiopati amiloid
Kondisi ini disebabkan adanya kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid. Angiopati amiloid kerap dialami oleh lansia dan penderita demensia atau penyakit Alzheimer.
6. Kelainan pembuluh darah
Kelainan pembuluh darah bisa berupa lemahnya pembuluh darah di sekitar otak atau pembuluh darah terlalu besar. Kelainan ini bisa diderita sejak lahir meski jarang terjadi.
7. Gangguan hati
Pada penyakit hati berat, gangguan pada produksi faktor pembekuan darah bisa terjadi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan internal dI berbagai bagian tubuh, termasuk otak.
8. Kelainan darah
Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit, bisa berdampak pada terjadinya penurunan kadar trombosit darah.
Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuluh darah pecah di otak, yaitu adanya tumor otak dan efek samping obat pengencer darah.
Gejala Pembuluh Darah Pecah. Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, ada beberapa gejala dapat muncul, di antaranya:
1. Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak.
2. Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak.
3. Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya.
4. Sulit menelan.
5. Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan.
6. Muntah-muntah.
7. Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
8. Menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu.
9. Sering kebingungan atau mengigau.
Komentar
Posting Komentar