Artikel populer Saharani

Nama : Saharani Dewi Safitri

NIM : 202269090041

Kelas : 1 D


Perilaku Bullying di Sekolah dan pengaruhnya 

terhadap masa depan anak


        Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis. Pelaku bullying sering disebut dengan istilah bully. Seorang bully tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan, bullying sudah sering terjadi di sekolah dan dilakukan oleh para remaja.

Indonesia adalah salah satu negara yang diduga masih mengalami angka kejadian bullying cukup tinggi, seperti perilaku intimidasi di kalangan remaja, meskipun data akuratnya masih belum diketahui. Sebanyak 40% remaja telah diintimidasi di sekolah dan 32% melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban kekerasan fisik. Hasil survei Kementerian Sosial Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa satu dari dua remaja pria (47,45%) dan satu dari tiga remaja wanita (35,05%) dilaporkan mengalami intimidasi. Bullying dalam Remaja Menurut Carroll et al. (2009), terdapat empat Faktor yang mempengaruhi remaja melakukan Tindakan beresiko. Faktor tersebut adalah  Faktor individu, keluarga, peer group, dan Faktor komunitas. 

Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas cakupannya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental.  Sebagaimana disebutkan diawal bahawa dalam jangka pendek, bullying dapat menimbulkan perasaan tidak aman, terisolasi, perasaan harga diri yang rendah, depresei atau menderita stress yang dapat berakhir dengan bunuh diri. Dalam jangka panjang, korban bullying dapat menderita masalah emosional dan perilaku efek jangka panjang bullying bisa jadi tidak disadarin baik oleh pelaku, korban, maupun guru dan orang tua. Karena dampaknya lebih bersifat psikis dan emosi yang tidak terlihat dan prosesnya sangat perlahan, berlangsung lama dan tidak langsung muncul saat itu juga.

         Ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mencegah bullying :  Pertama, mengubah cara mendidik dan cara memperlakukan siswa.  Kedua, bangun komunikasi jejaring yang aktif dengan para orang tua. Berilah orang tua informasi yang up-to-date mengenai perkembangan kegiatan sekolah dan anak mereka di sekolah.  Ketiga, pemberian pemahaman yang tepat mengenai bullying terhadap para guru, siswa dan orangtua melalui workshop, Pelatihan-pelatihan atau seminar – seminar.  Keempat, deklarasikan kampanye anti bullying yang melibatkan peran aktif semua unsur sekolah, dari para guru, karyawan,  siswa dan para orangtua.  Kelima, sebagai pencegahan sekaligus sebagai penanganan kasus bullying,  sekolah perlu menyediakan semacam bullying center bagi para siswa. Bimbingan konseling disekolah bisa juga di tambahkan fungsi ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS || M. INWAN

Reportase Event ( Melani Putri Dewitasari )

Artikel Populer by Sukron Makmur