Artikel populer Sophia Kumala Dewi
Nama : Sophia Kumala Dewi
Nim/kelas : 202269090036/1D
Harga BBM Naik turun?
Mulai dari awal tahun 2022 BBM akan naik, tepatnya di bulan Maret. Kemudian belum lama ini diumumkan juga bahwa akan ada kenaikan di pertengahan tahun 2022. Penyebab kenaikan BBM dikarenakan :
1.) Suplai dari OPEC
Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara pengekspor minyak. OPEC merupakan salah satu faktor penyebab kenaikan harga bahan bakar minyak. Namun meski begitu, jika suatu negara memiliki stok atau cadangan yang banyak, kemungkinan kenaikan masih bisa ditangkis untuk sementara waktu. Jika negara yang tergabung di OPEC bisa mempertahankan produksinya, maka suplai pun akan tetap terpenuhi. Jika demikian, maka harga juga akan tetap stabil. Akan tetapi, jika suplai terganggu, maka harga akan mengalami lonjakan. Artinya, negara-negara pengekspor minyak juga turut berperan dalam mengatur harga minyak mentah dunia.
2.) Situasi Keamanan Negara Produsen MMinyak
.Peperangandi antara Rusia dan Ukraina berdampak buruk terhadap harga minyak mentah dunia. Di beberapa negara, harganya mengalami lonjakan yang signifikan dari harga sebelumnya. Selain faktor peperangan, situasi negara-negara produsen minyak di Timur Tengah juga turut menjadi pemicu kenaikan harga. Ini karena 62% persediaan minyak dunia ada di beberapa negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Irak, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat.Kondisi politik dan suplai minyak dari negara Timur Tengah tersebut bisa mendorong kenaikan dan penurunan harga minyak di seluruh dunia.
3. ) Perkembangan Inovasi Teknologi.
Teknologi juga berperan penting di dalam perkembangan harga minyak mentah. Inovasi di bidang perkembangan penghasil minyak mentah juga bisa turut andil dalam menjaga suplai agar tetap terjaga. Contoh penemuan baru di bidang eksplorasi minyak yaitu seperti metode fracking. Metode tersebut ternyata bisa menurunkan harga jualnya. Meski begitu, tidak semua negara sudah mengaplikasikan inovasi teknologi terkini dalam produksi minyak mentahnya. Hanya sebagian negara maju saja yang sudah mengaplikasikan teknologi tersebut.
4.) Peran Penting Perusahaan Minyak.
Selainegara-negara pengekspor, perusahaan juga berperan penting dalam menjaga kestabilan harga. Perusahaan dalam ranah perminyakan dunia berperan dalam produksi maupun pendistribusiannya. Artinya peran perusahaan penting dan merupakan pihak kedua setelah negara penghasil minyak yang bisa menentukan harganya. Selain itu, hal yang berpengaruh pada naik turun harganya yaitu berkaitan dengan inventory atau simpanan dan oil drilling atau pengeboran.
5.) Permintaan Minyak Secara Global.
Minya merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan di tingkat internasional. Hal inilah yang kemudian bisa memengaruhi kuat maupun lemahnya demand ataru permintaan. Contoh yang paling signifikan seperti produksi motor yang semakin tahun terus meningkat. Ketika pengguna motor tumbuh semakin besar, permintaan terhadap minyak secara global tentu akan meningkat juga. Seperti yang kamu ketahui, sebagian besar kendaraan masih menggunakan bahan bakar berjenis minyak. Semakin banyak pengguna kendaraan tersebut, maka semakin besar juga permintaannya. Faktor permintaan yang semakin besar juga menjadi salah satu alasan paling kuat kenaikan harga BBM Pertamina. Bahkan kenaikan juga terjadi di berbagai negara, mengingat jumlah pengguna kendaraan yang terus bertambah.
6.) Harga Jual Tidak Sesuai.
Pertaminaahwa harga jual bahan bakar minyak di Indonesia saat ini sebenarnya tidak sesuai dengan harga pasar. Karena menurut perusahaan terkait, penyesuaian terakhir kali mereka lakukan pada tahun 2019 lalu. Ketidak sesuaian harga ini dipaparkan langsung oleh Vice President Corporate Communications Pertamina, Fajriyah Usman. Pemerintah sudah melakukan upaya penyesuaian secara bertahap. Hingga pada pertengahan tahun 2022 ini, hampir semua jenis bahan bakar minyak mengalami kenaikan. Bahkan jenis pertalite pun rencananya akan mengalami kenaikan juga. Ketidak sesuaian harga ini berdampak pada kerugian yang dialami oleh Pertamina. Inilah yang menjadi alasan kenapa kenaikan harga sudah tidak mungkin terbendung lagi.
Pada awal tahun 2023 dikabarkan bahwa harga BBM turun pada hari Jum’at , 06/01/2023. Terdapat penurunan harga BBM non-subsidi hingga Rp. 2.150.
Terdapat penyesuaian harga BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di seluruh wilayah Indonesia. Adapun penyesuaian harga BBM tersebut telah berlaku sejak Rabu (3/1/2023), tepatnya pada pukul 14.00 WIB.Sebelumnya, harga BBM Pertamax di Pulau Jawa yakni Rp 13.900, kini turun menjadi Rp 12.800 per liter. Di wilayah yang sama, harga BBM Dexlite juga turun dari Rp 18.300 menjadi Rp 16.150 per liter. Sementara untuk harga BBM jenis Pertalite dan Solar masih stabil dan seragam untuk seluruh wilayah Indonesia. Penyebab penurunanya karena Penyaluran Jenis BBM Umum (JBU) menurun. Tahun ini volume penjualan JBU per September 2022 adalah 23,05 juta KL.Penyaluran Jenis BBM Umum (JBU) menurun. Tahun ini volume penjualan JBU per September 2022 adalah 23,05 juta KL.
Angka ini cukup jauh dibandingkan tahun 2020 dan 2021. Tahun 2020 realisasi volume penjualan JBU adalah 46,33 juta KL. Sementara di 2021 mencapai 44,36 juta KL. “Untuk volume penjualan jenis BBM umum atau JBU ke konsumen akhir pada tahun 2020 sebesar 46,33 juta KL, tahun 2022 sebesar 44,36 juta KL. Sampai dengan September 2022, realisasi dari JBU adalah sebesar 23,058 juta KL,” kata Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (8/12/2022).Angka ini cukup jauh dibandingkan tahun 2020 dan 2021. Tahun 2020 realisasi volume penjualan JBU adalah 46,33 juta KL. Sementara di 2021 mencapai 44,36 juta KL. "Untuk volume penjualan jenis BBM umum atau JBU ke konsumen akhir pada tahun 2020 sebesar 46,33 juta KL, tahun 2022 sebesar 44,36 juta KL. Sampai dengan September 2022, realisasi dari JBU adalah sebesar 23,058 juta KL," kata Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (8/12/2022). Sebagai informasi, JBU adalah BBM yang tidak disubsidi, seperti Pertamax Series, Pertamina Dex, Dexlite, dan lainnya. Erika menjelaskan, penurunan JBU disebabkan karena peralihan Pertalite dari JBU menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
"Penurunan volume penjualan ini disebabkan adanya peralihan Pertalite yang sebelumnya adalah JBU menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) mulai Juni 2021," tambahnya. Namun Erika memprediksi penjualan JBU tahun depan akan meningkat. Apalagi jika pembatasan pembelian Pertalite menggunakan MyPertamina jadi diterapkan."Ya pasti ada pertumbuhan ya, pasti ada peningkatan sih (jika ada pembatasan)," kata Erika.Ia berharap rencana pembatasan pembelian Pertalite bisa rampung tahun depan. Adapun revisi Perpres 191 Tahun 2014 yang mengatur hal ini masih dalam pembahasan.
Berikut daftar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina terbaru hari ini, Jumat (6/1/2023), dikutip dari laman MyPertamina:
1. Aceh
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
2. FTZ Sabang
Pertamax: -
Pertamax Turbo: -
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: -
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
3. Provinsi Sumatera Utara
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
4. Sumatera Barat
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
5. Provinsi Riau
Pertamax: Rp 13.300
Pertamax Turbo: Rp 14.650
Dexlite: Rp 16.850
Pertamina Dex: Rp 17.450
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
6. Provinsi Kepulauan Riau
Pertamax: Rp 13.300
Pertamax Turbo: Rp 14.650
Dexlite: Rp 16.850
Pertamina Dex: Rp 17.450
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
7. FTZ Batam
Pertamax: Rp 13.300
Pertamax Turbo: Rp 14.650
Dexlite: Rp 16.850
Pertamina Dex: Rp 17.450
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
8. Provinsi Jambi
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
9. Provinsi Bengkulu
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.650
Dexlite: Rp 16.850
Pertamina Dex: Rp 17.450
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
10. Provinsi Sumatera Selatan
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
11. Provinsi Bangka-Belitung
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
12. Provinsi Lampung
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
13. Provinsi DKI Jakarta
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
14. Provinsi Banten
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
15. Provinsi Jawa Barat
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
16. Provinsi Jawa Tengah
Pertamax : Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
17. Provinsi DI Yogyakarta
Pertamax:Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
18. Provinsi Jawa Timur
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
19. Provinsi Bali
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
20. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
21. Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
22. Provinsi Kalimantan Barat
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
23. Provinsi Kalimantan Tengah
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
24. Provinsi Kalimantan Selatan
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
25. Provinsi Kalimantan Timur
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
26. Provinsi Kalimantan Utara
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
27. Provinsi Sulawesi Utara
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
28. Provinsi Gorontalo
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
29. Provinsi Sulawesi Tengah
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
30. Provinsi Sulawesi Tenggara
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
31. Provinsi Sulawesi Selatan
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
32. Provinsi Sulawesi Barat
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: Rp 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
33. Provinsi Maluku
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: -
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: -
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
34. Provinsi Maluku Utara
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: -
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: -
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
35. Provinsi Papua
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: Rp 14.350
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: -
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
36. Provinsi Papua Barat
Pertamax: Rp 13.050
Pertamax Turbo: -
Dexlite: Rp 16.500
Pertamina Dex: 17.100
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
Komentar
Posting Komentar