Reportase Event (Randy Satya Ramadhani)
PKL Yang Diterjang Pandemi
Saat itu aku masih berada di jenjang sekolah SMK,
tepatnya di SMK Negeri 1 Sukorejo. Kebanyakan sekolah SMK pastinya memiliki
program PKL / magang. Nah, saat itu jadwal PKL untuk jurusan saya dilaksanakan saat
kami kelas 11 semester 2. Sebelum keberangkatan kami diberi bimbingan PKL oleh PT.
Duta Putri Bersaudara atau yang dikenal dengan Saygon Waterpark, CEO nya
merupakan alumni SMK Negeri 1 Sukorejo, namun saya lupa namanya.
Setelah itu kami mulai diberi daftar nama perusahaan yang
menerima siswa PKL, aku dan 2 temanku, yakni Candra & Diya sepakat memilih
tempat PKL yang sama, yaitu LIPI Kebun Raya Purwodadi. Namun, kami mendapat
kabar bahawa LIPI hanya menerima 2 anak, tentu sja itu membuat kami kaget dan
bingung. Kami bertiga langsung berembuk, siapa yang akan hengkang dan siapa
yang akan tetap bertahan melaksakan PKL nya di LIPI. Kami berembuk sangat lama
dan panjang, sampai ada sedikit pertikaian di antara kami bertiga, itu semua
karena kami ingin tetep bertiga sama sama PKL disana. Kami punya ego yang
tinggi, tidak ada yang ingin mengalah.
Sampai H-1 pemberangkatan PKL, kami masih belum bisa
menentukan keputusan yang tepat, kami bertiga tetap bersihkeras berangkat
bersama. Tapi, tiba tiba kami mendapat kabar dari bapak pembimbing PKL kami,
yaitu Bapak Agung, bahwa ternyata kami bisa berangkat bersama, dan ternyata
LIPI tidak membatasi jumlah siswa yang akan PKL disana. Entah keajaiban apa
ini, kami tak ingin ambil pusing perihal hal ini lagi. Jadi langsung kami
bersiap untuk keberangkatan kami besoknya.
Awal tahun 2020, tepatnya tgl 6 Januari 2020, adalah hari pertama kami menjalankan PKL, yang nantinya akan berlangsung selama 4 bulan. Saat itu berita mengenai Covid-19 belum ramai, dan belum masuk ke Indonesia juga. Jadi kami masih menjalankan PKL dengan normal dan seperti biasa, yakni berangkat jam 6 ke lokasi dan pulang jam 4 sore. Hari pertama ini, menurut saya kurang berkesan, karena ekspetasi saya akan langsung diberi pekerjaan dan sedikit sibuk disana, namun itu semua gak terjadi. Yang terjadi malah kami disana plonga plongo dan nganggur. Jadi, agar kami tidak di cap sebagai siswa magang yang malas dan kurang aktif, kami berinisiatif bertanya kepada pembimbimg PKL kami disana, dia bernama Ibu Ami, apakah ada tugas yang bisa kami kerjakan. Ngomong ngomong, pembimbing PKL kami ada dua, yaitu Bapak Agung selaku pembimbing kami dari sekolah, dan Bu Ami selaku pembimbing di perusahaan. Setelah bertanya, kami agak kaget dengan jawaban Bu Ami, ia menjawab “Udah santai aja dulu, gak usah tegang tegang magang disini, nanti ibu pikirin deh posisi buat kalian apa, sekarang keliling kantor aja dulu, perkenalan, kalian boleh keliling kebun rayanya juga kok ”. Kami yang sedikit bingung dan kebetulan bosan karena gak ngapa ngapain, akhirnya memutuskan keliling kebun raya, lumayan bisa masuk gratis jalur PKL.
Hari kedua kami dibagi dua kelompok, aku dan Candra ditempatkan
di perpustakaan, sedangkan Diya ditempatkan di ruang registrasi. Hal ini
membuat agenda kami mulai jelas dan gak luntang lantung lagi disana. Aku dan
Candra mempunyai beberapa tugas utama di perpustakaan yaitu, Scan sampul buku baru
kemudian hasil scan akan dimasukkan ke database perpustakaan, melengkapi data
data buku yang kurang, menginput semua data buku ke website perpustakaan LIPI. Sedangkan
Diya juga hampir sama tugasnya, yakni scan buku tentang data data tumbuhan,
input data data tumbuhan ke excel, dan membenahi nama nama tumbuhan yang salah
pada database LIPI.
1 bulan berlalu, akhirnya kami memasuki bulan ke 2 PKL,
yakni bulan Februari. Lagi lagi masalah mengenai Covid-19 belum ramai
dibincangkan, kami masih PKL seperti biasanya. Di LIPI ini, selalu ada
pergantian posisi untuk siswa PKL setiap bulanya. Jadi dibulan ke 2 ini, aku
dan Candra dipindah ke bagian registrasi bersama Diya, Diya disini tidak
dipindah ke posisi lain, karena saat itu di bagian registrasi banyak kerjaan
dan sedang membutuhkan orang, jadilah kami bertiga bareng disana.
Awal masuk ke bagian registrasi, kami mendapat tugas
membenahi router wifi yang error dengan imbalan, jika berhasil maka router itu
khusus dipakai untuk akses internet kami bertiga saja, jadi semacam ada wifi
pribadi disana. Selagi Diya mengerjakan tugas utamanya, aku dan Candra mendapat
tugas mendata penyebaran internet di seluruh area kantor, jadi aku dan Candra
keliling dari satu ruangan ke ruangan lain untuk mengecek, apakah di ruangan
tersebut sudah tersedia kabel LAN dan router wifi. Selain tugas tugas terebut,
setiap 3 hari dalam seminggu, kami bertiga diajak melakukan inspeksi kebun. Jadi
kami akan diajak ke area kebun yang sudah ditentukan lalu kami melakukan
pendataan tumbuhan di area tersebut, misalnya seperti pemberian papan nama
tumbuhan agar pengunjung mengetahui jenis pohon tersebut, pemberian tagging
nomer ke tumbuhan yang masih kecil agar urut sesuai nomer dan datanya tidak
amburadul, pemberian nama tumbuhan
apakah tumbuhan itu sudah diteliti secara detail atau belum, kemudian
pencocokan nama tumbuhan dengan jurnal agar namanya sesuai.
Lanjut bulan ke 3, yakni bulan Maret. Mulai muncul isu
mengenai Covid-19 dan terdapat berita bahwa Covid-19 mulai masuk ke Indonesia,
saat itu belum banyak yang terinfeksi virus Covid-19, jadi PKL kami masih
berjalan dengat normal. Namun, seiring berjalannya hari berita mengenai korban
virus Covid-19 semakin meningkat, membuat sekolah sekolah dan lembaga negeri
seperti LIPI diliburkan 2 minggu, otomatis PKL kami juga diliburkan 2 minggu. sedih
banget, karena pasti bakal kangen dengan orang orang ramah disana, tapi gakpapa
lah cuma 2 minggu, nanti juga bakal
ketemu lagi.
Namun takdir berkata lain, korban virus Covid-19 semakain
melejit dan menyebar kemana mana. Kegiatan PKL kami resmi dihentikan, nyesek
banget, karena belum bisa mengucapkan selamat tinggal dengan orang orang disana,
karena seakan akan kami berhenti PKL dengan tidak hormat, semacam kita itu tiba
tiba pergi aja, gak ada mengucapkan kalimat perpisahan, pengen bangis banget,
jujur gak lebay, karena kami sudah merasa nyaman banget disana, sudah seperti
keluarga sendiri, pegawai disana itu ramah dan buaik banget.
Akhirnya kami melanjutkan sekolah secara online. Gak
kerasa kami sudah naik kelas 12 secara online, dan lulus secara online
(kelulusan dikabari lewat WA dan tak ada wisuda). Jadi angkatan Covid-19 itu
susah susah gampang dan nyesek dihati. Jadi, untuk kalian para angkatan covid,
KALIAN HEBAT.
Nama : Randy Satya
Ramadhani
NIM :
202269090037




Pasti disana banyak monyet, jadi pengen ketemu !!
BalasHapus