Resensi Film "Laskar Pelangi" Oleh Muhammad Setiawan

 

a.      Judul Resensi




Tentang perjuangan

 

b.      Identitas Film

Judul                       : Laskar Pelangi

Sutradara                : Riri Riza, Beni Setiawan

Produser                 : Mira Lesmana

Penulis Naskah       : Salman Aristo, Riri Riza, Mira Lesmana

Rumah Produksi     : Miles Film

Pemain                    : Cut Mini, Ikranagara, Slamet Rahardjo Djarot, Mathias Muchus, Teuku Rifnu Wikana

Genre                      : Drama

Durasi Film             : 125 menit

Channel TV            : Film Bioskop

 

c.       Sinopsis Film

 

Cerita terjadi di desa GantungBelitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kegeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi

 

d.  Kelebihan

     film yang inspiratif dari segi tema, mengangkat kisah masyarakat luar Jawa di pulau terpencil, bukan masyarakat elit ibukota, senting yang indah yang juga bisa mempromosikan Pulau Bangka Belitung, Teknik pengambilan gambar yang indah, akting natural para aktor kecil nya

e.  Kekurangan

 Adapun kekurangan pada film ini bisa disebut tidak ada, Hanya saja terdapat penggalan cerita atau adegan yang tidak ditampilkan dari novel aslinya.



Nama                                : Muhammad Setiawan

NIM/Kelas                       : 202269090067/ID

Prodi/Fakultas                 : Administrasi Bisnis/FISIP

Mata Kuliah                    : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu            : Nikmatul Izzah, S.Pd., M.Pd

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS || M. INWAN

Reportase Event ( Melani Putri Dewitasari )

Artikel Populer by Sukron Makmur