Resensi Film : Sepatu Dahlan ( Meli inayatah)

 Semangat Yang Membara

https://youtu.be/y2nXWBNMx2M


Judul : Sepatu Dahlan
Sutradara : Benny Setiawan 
Produser : Ruzaludin Kurniawan dan Deden Ridwan
Pemain : Aji Santosa, Donny Damara, Teuku Wifnu Wikana, Kinaryosih, Ray Sahetapy, Amyra Jessica, Bima Azriel, Elyzia Mulachela, Mucle, Mucle Katulistiwa.

Sinopsis film Sepatu Dahlan :
Menceritakan tentang masa kecil Dahlan yang hidup dalam kondisi yang serba kekurangan dalam segi ekonomi. Namun tentu saja hal tersebut tidak membuatnya putus asa untuk meraih cita-cita. Di sana, keluarga Dahlan merupakan warga yang miskin. Sementara tanah berhektar-hektar tersebut milik warga pendatang, salah satunya bernama Mandor Komar. Saat itu Dahlan sudah remaja dan mulai bersekolah. Di kampungnya, anak-anak remaja yang miskin ataupun kaya tetap wajib sekolah. Saat Dahlan menerima ijazah sekolah, Dahlan mendapatkan nilai merah. Bagi Dahlan mendapatkan nilai rapor merah sangat menyedihkan, karena merasa sudah mengecewakan orang tuanya. Dahlan tidak pernah ada waktu buat belajar. Setiap harinya setelah bangun, ia menunaikan shalat Subuh lalu bersiap berangkat ke sekolah. Sepulangnya dari sekolah, Dahlan kecil bermain, mencabut rumput serta angon domba. Dahlan tidak mungkin belajar dalam kondisi gelap. Saat itu Dahlan ingin sekali melanjutkan sekolah ke SMP Magetan, karena teman-temannya mendaftar ke sana.
Namun, sang bapak tidak setuju dengan keinginannya. Malah bapak dahlan menginginkan Dahlan melanjutkan ke Tsanawiyah atau Pesantren Takeran, karena biayanya murah. Akhirnya Dahlan mengalah menuruti harapan bapaknya untuk belajar di Pesantren Takeran. Lebih mengejutkan lagi, ternyata keluarga besar ibunya Dahlan berasal dari pesantren tersebut. Kedua kakak perempuannya juga menamatkan sekolah di sana. Sementara bapaknya yang berasal dari Ponorogo juga diasuh dan dibesarkan di pesantren tersebut. Dahlan masih mengharapkan dibelikan sepatu yang bagus oleh orang tuanya. Kemudian dia menyadari kembali bahwa kemiskinan mengajari banyak hal. Dulu, harga sepatu yang bagus memang masih sangat mahal. Jadi murid atau santri yang belajar masih tidak memakai alas kaki. Sejak berada di pesantren, kehidupan Dahlan mulai berubah menjadi lebih penyabar, pantang menyerah, dan serius untuk belajar. Di sana, Dahlan juga memiliki sahabat bernama Arif, Imran, Kadir, Komariyah, dan Fadli. Mereka mengukir prestasi dalam setiap mata pelajaran. Dahlan yang menyukai bola volley, bergabung dengan tim volley. Akhirnya, dia berhasil membuktikan kepada kedua orang tuanya bisa menjadi juara dalam perlombaan bola voli berkat dukungan dan pemberian sepatu dari hasil patungan para teman dan gurunya dan saat bapaknya datang ternyata bapaknya membawa hadiah sepatu baru untuk Dahlan alhasil sepatu pemberian teman Dahlan diberikan kepada adeknya karena kurang besar untuk ukuran kaki Dahlan.

Kelebihan : Gaya bahasa yang digunakan jelas dan mudah di pahami, sebagai motivasi bagi para penonton bahwa kemiskinan bukan alasan untuk mematahkan semangat dan meraih cita cita.

Kekurangan: Akhir ceritanya tidak klimaks mungkin para penonton ingin mengetahui ketika Dahlan mencapai cita citanya dan sampai menjadi seorang ulama saat ini.


Nama : Meli Inayatah
NIM : 202269090038
Kelas : 1/D



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS || M. INWAN

Reportase Event ( Melani Putri Dewitasari )

Artikel Populer by Sukron Makmur